Selasa, 15 Maret 2011

Puasa Kristiani: Perlu Dilakukan??

PL dalam bahasa ibrani, puasa mempunyai arti “merendahkan diri.”  Orang Ibrani berpuasa pada hari pendamaian (Im. 16:29,31; 23:27-32; Bil.29:7).  Puasa ada yang ditetapkan secara bersama-sama dan ada yang memang dilakukan secara perorangan, hal ini menunjukkan secara lahiriah adanya dukacita dan pertobatan (Est. 4:3; Maz. 35:13-14; Yun.3:5-8).  Kegunaan puasa dalam pada masa PL adalah untuk memperoleh bimbingan dan pertolongan Allah (Ul. 9:9; Ezr. 8:21-23), namun tanpa tindakan hati yang rindu dalam kesungguhan maka puasa tidak ada artinya (Yes. 58:5-12; Yer. 14:11-12).

PB masih terlihat kesan adanya penggunaan puasa di beberapa bagian, spt: orang farisi ketat berpuasa senen dan kamis (Luk. 18:12); orang yahudi kerap kali melakukan puasa, contohnya Hana (Luk. 2:37); Yesus berpuasa 40 hari menjelang persiapan pelayananNYA ( Mat. 4:2 band. Puasa Musa Kel. 34:28; dan Elia di 1Raj. 19:8); Di Kisah para rasul 13:2-3 dan 14:23 berpuasa juga dilakukan sebelum pemimpin memilih utusan Injil dan para tua-tua; Paulus terlihat sepertinya memiliki aktivitas berpuasa (2 Kor. 6:5; 11:27). Tuhan Yesus memberi penjelasan dan mengajarkan bahwa berpuasa adalah berhadapan dengan ALLAH, dan bukan berhadapan dengan manusia (seperti terlihat saleh atau menjalankan ritual keagamaan) di Matius 6:16-18


Apakah Puasa dianjurkan bagi Umat Kristiani?

Alkitab memang cukup banyak mecontohkan hal-hal mengenai berpuasa, baik di PL dan PB, namun Alkitab tidak menganjurkan secara jelas bahwa berpuasa menjadi keharusan bagi umat kristiani.  Bahkan di beberapa bagian lain makna berpuasa menjadi suatu teguran karena berpuasa tidak bermaksud untuk tuntutan memperoleh sesuatu (Yes. 58:3); atau agar Tuhan berkenan akan permohonan umat (Yes.58:5), atau juga malah upaya-upaya yang menunjukkan kesalehan menutupi kemunafikkan, dimana kehidupan yang sesungguhnya kepada pembenaran diri dan jauh dari pertobatan (Luk. 18:12; Mat. 16:16; Za.7:5). Sekalipun demikian, berpuasa juga tidak dilarang , karena jika dilakukan dengan cara yang benar tentu mempunyai makna rohani. Intinya berpuasa boleh dilakukan dengan cara yang benar, dimana tertuju kepada kehendak ALLAH, merendahkan hati dan pertobatan.  Berpuasa masih dilakukan dalam pergumulan-pergumulan khusus umatNYA (Mat. 17:21; Mrk.9:29; Mrk.2:20). Puasa tidak dijadikan legalistik/ ritual keagamaan yang dilakukan sekedar sebagai kewajiban.  Oleh sebab itu dalam kitab Yesaya diingatkan makna puasa batiniah adalah memperhatikan sesamanya. Yes.58:6-7

Apa beda puasa umat Kristiani dan umat kepercayaan lainnya? 
  • Puasa bukan lagi anjuran memenuhi ritual keagamaan /kewajiban agamawi karena penebusan Tuhan Yesus sudah menggenapi kewajiban /syariat hukum taurat dan upaya-upaya penyelamatan yg dilakukan dari diri manusia (sunat, korban, puasa, sabat,dll).
  • Puasa bukan ditujukan untuk memenuhi keinginan-keinginan sendiri, memohon Tuhan atas tuntutan-tuntutan tertentu, menunjukkan kesalehan hidup kepada orang lain, dll  Puasa diarahkan karena umatNya merindukan pergumulan-pergumulannya menang sesuai kehendak TUHAN, puasa lahir karena pertobatan dan kerinduan pribadi , dan merendahkan diri dihadapan ALLAH.
  • Puasa bukan saja terlihat kepada hal-hal lahirian, tetapi juga disertai puasa dalam hal-hal batiniah ( menghindari ketamakkan diri, tidak menindas sesama, tidak melakukan kekerasan, memberikan hak sesamanya, dll)
  • Tidak ada pengaturan waktu yang seragam sehubungan dengan jam-jam makan, buka puasa, larangan-larangan makan dan minum tertentu.  Hal-hal ini dapat disepakati secara pribadi dan kesungguhan masing-masing (perhatikan penjelasan diatas).  Fokuskan kepada perubahan diri untuk mengikuti kehendak dan teladan TUHAN (disediakan buku renungan yang melengkapi pergumulan umat), merendahkan diri, menyediakan waktu lebih “dalam” berkomunikasi dengan TUHAN
Bagaimana Cara berpuasa yang benar  ( bentuk aktivitas selama berpuasa)?
  • Jemaat dapat mempersiapkan hati dan kerinduannya untuk memiliki kerinduan hidup berkenan dihadapan TUHAN.  Hal ini yang paling utama !
  • Jemaat dapat menyediakan waktu berkomunikasi dengan TUHAN secara rutin, secara pribadi dan tidak tergesa-gesa dengan kesibukkan rutin.  Pergunakanlah buku renungan yang sudah disediakan !
  • Jemaat memiliki komitment pribadi untuk tidak makan dan minum seperti biasanya dalam jangka waktu tertentu setiap harinya, sesuai kesepakatan pribadi (hal-hal lahiriah ini hanya “alat” untuk mengingat kerinduan akan ALLAH lebih dari sekedar makan dan minum )
  • Selebihnya aktivitas-aktivitas jemaat dilakukan seperti biasanya, dengan terus belajar menjadi saksiNYA dimanapun berada.
Selamat Melatih Kedisiplinan Spiritual untuk memiliki kepekaan akan kehendakNYA :))

3 komentar:

  1. Nik Jangan lupa dalam tradisi Kristen puasa selalu dikaitkan dengan doa. Puasa sebenarnya adalah doa dengan tubuh, dalam rangka menghayati misteri penyelamatan Kristus atas semesta ini.............

    BalasHapus
  2. Yang Komentar tadi
    Edy S Tulungagung

    BalasHapus
  3. Betul. puasa tentunya sangat berkaitan dengan doa...trimakasih..:))

    BalasHapus

Gereja, Prapaskah dan Covid-19 ( jatim darurat bencana covid 19, 20 maret 2020) Masa Prapaskah 2020 diiringi dengan situasi ...