Selasa, 27 Desember 2016

NATAL di INDONESIA, TIDAK sama NATAL Pertamakali : Tuhan Hadir Di Setiap Zaman dan Situasi Hidup Manusia

NATAL di INDONESIA, TIDAK sama NATAL Pertamakali : 

Tuhan Hadir Di Setiap Zaman dan Situasi Hidup Manusia



Peristiwa Natal memang peristiwa yang mengagumkan, karena ALLAH hadir dalam dunia mengambil rupa seorang manusia, lahir dan berproses SAMA dengan manusia, namun tanpa keberdosaan.

Namun merenungkan peristiwa Natal pertama sangat BERBEDA merenungkan Natal pada jaman sekarang.  Membicarakan Natal pertama terlalu dominan, sehingga kehilangan mengkaitkan dengan masa kini akan “mengurangi” makna dan arti Natal sesungguhnya yang mampu memberi makna dan arti di setiap jaman.

Natal di Indonesia

Natal di Indonesia tentu berbeda makna dan artinya bagi Natal di Negara lain, karena sekalipun memiliki hakekat yang sama, namun makna dan artinya bisa beragam sesuai konteks dan pergumulan dalam memaknai Natal


Natal pertama memiliki tantangan yang berbeda, pada waktu itu untuk membuktikan kebenaran akan kehadiran Mesias, sosok dan tokoh Yesus terus menerus diuji, diragukan, dipercaya dengan catatan, dll  Tantangan Natal di Indonesia sudah sangat berbeda dengan tantangan kehadiran Natal pertama (secara tidak sadar Natal-natal kita membicarakan persoalan Natal Pertama sehingga tidak “dipahami” makna dan artinya bagi manusia modern, seringkali menjadi kisah yang membosankan, bukan beritanya yg membosankan tapi cara dan memahami Natal yg tidak berkorelasi dengan situasi modern yg membosankan), Situasi …Misalnya, al :

Þ   Fatwa MUI melarang/haram orang muslim memakai atribut agama lain, dengan dasar itu maka ormas melakukan sweeping terhadap mall2 penggunaan atribut “kristen” ….baik Kapolri dan MUI mempertegas bahwa fatwa itu bukan bermaksud untuk sweeping tapi himbauan kepada umat muslim yg mau mengikuti fatwa mui itu, peringatan untuk tidak memaksa umat muslim menggunakan atribut agama lain..kasus ini seharusnya dimakna positif bagi orang kristen, supaya kita yang kristen belajar, apa sih yang harus ditampilkan dalam Natal, jangan-jangan banyak orang kristen sendiri menganggap Sinterklas, Terompet, Pohon natal, salju adalah symbol kristen….sehingga dunia salah menangkap makna natal yang sesungguhnya!! Salah tangkap karena Gereja dan sejarah yg “menerima” symbol budaya natal (Barat)…
Þ   Indonesia sedang dilanda Korupsi, Pertemuan yang dalam skala besar aksi damai yang bisa menjadi aksi kerusuhan karena ditunggangi pihak lain, 411 & 212; Fatwa MUI, Persoalan Ahok, Terorisme, Radikalisme, haram symbol agama, bencana Alam….

Dengan situasi Indonesia seperti diatas, maka apa makna Natal bagi kita di Indonesia, dimana persoalan kebhinekaan, relasi antar agama, radikalisme menjadi keprihatinan..

Natal dan Gereja

Natal adalah Kehadiran Allah dalam dunia karena bela rasa akan persoalan besar manusia yakni keberdosaan, maut.  Dunia tidak melihat secara fisik akan kehadiran Allah dalam diri Yesus Kristus, namun DIA mengutus umatNya untuk dapat menjadi saksiNya, oleh karena itu kehadiran umat percaya / Gereja dapat dikatakan sebagai perlambangan kehadiran Allah bagi Dunia.
Apakah Gereja sudah bertanggungjawab atas tugasnya menjadi “wakil” kehadiran Allah bagi Dunia ?  Jika Gereja sebagai komunitas orang percaya yang seharusnya menjadi teladan / “miniature” komunitas yang diperbaharui namun bertindak semena-mena, maka sebenarnya Gereja sudah “gagal” mewakili Natal untuk konteks sekarang ini.  Apa yang disebut “gagal”?  Gereja dalam komunitasnya ternyata terjadi ketidakadilan, diskriminasi, tidak menerima keragaman, dll maka disinilah Gereja sudah gagal menyatakan Natal kepada dunia .. L

Teks Natal

Matius 2:1-12

Teks ini seringkali menjadi teks yang dibacakan dalam ibadah Natal, apa maknanya bagi Natal di Indonesia ? ada 3 tokoh yang dapat dipelajari, yakni : orang Majus, Herodes dan para imam kepala dan ahli taurat .

Orang Majus  

Orang Majus adalah golongan ilmuwan, cendikiawan, sampai-sampai konon filsuf yunani plato ingin belajar dengan mereka.  Memang ada anggapan bahwa keilmuwan mereka bercampur dengan seni tersembunyi misteri, astrologi, ilmu sihir /okultisme, dll Namun yang dikisahkan Matius adalah mereka yang masih murni cendikiawan, mereka juga dikatakan adalah imam Zoroastrian di Persia yang mempunyai kepercayaan berbeda dengan orang yahudi.
Jadi apakah orang majus benar mencari Mesias ?  Kalau mereka adalah imam Zoroastrian maka tidak mungkin mencari Mesias ( selain tidak paham, juga tidak ada hubungannya dengan iman mereka).  Yang benar adalah para orang majus ini mencari raja orang Yahudi karena ada bintang yang khusus yang berdasarkan astronomy adalah menunjuk kelahiran orang besar /Raja, dan karena daerah orang yahudi, maka mereka beranggapan bahwa herodes tahu akan hal ini, dan wajar saja sebagai kunjungan mereka “menyembah” sang raja.  Namun konon menurut kepercayaan Zoroastrianpun ada orang baik yang akan dilahirkan perempuan perawan (Sosiosh /juruselamat versi Zoroastrian), kisah yang sangat mirip dengan kehadiran Yesus.  Jadi orang majus memang kemungkinan besar mencari orang baik sesuai iman mereka, atau raja yang kesemuanya karena orang majus mempunyai keahlian terhadap bentuk dan makna Bintang

Memang mempelajari orang majus bisa berbeda, kebanyakan orang bilang mereka adalah 3 orang, tetapi ternyata tidaklah 3 orang (biasanya berdasarkan persembahan), menurut pandangan sebelum abad kedua bahkan puluhan orang. Nama-namapun berbeda-beda atas ke3 orang majus ini, yakni dikatakan Gaspar, Melkhior dan Baltazar  (tradisi Eropa) ; sedang tradisi Suriah Larvandad, Hormisdas dan Gustasaf; tradisi Armenia hanya dua nama Kagba dan Badadilma /baru pada abad ke-enam, namun inipun masih dipertanyakan dalam sejarah. Ini menunjukkan bukan hanya 3 orang tapi memang banyak orang majus J

Makna  Bagi kita

Tokoh orang majus “tidak paham” bahwa dirinya akan mengalami perjumpaan dengan bayi Yesus, tetapi Allah sudah merencanakannya, Allah berinisiatif berjumpa dengan orang majus melalui ILMU dan BUDAYA-nya.

Gereja hari ini tidak boleh anti terhadap ilmu-ilmu yang dipelajari dalam dunia ini, juga termasuk menerima masukkan dari hasil penelitian ilmu modern.  Ilmu dan budaya yang baik bisa menjadi ALAT Tuhan dalam menjumpai umatNya.
Menangani persoalan-persoalan di Indonesia sangat memerlukan berbagai macam ilmu,pengamatan dan penelitian yang saling bergandengan tangan untuk mengurai masalah. Ilmu hukum, relasi antar agama dan pemahaman terhadap terorisme, Politik, Sosial dan budaya semua diperlukan.  Gereja yang adalah “lambang” kehadiran Natal bagi Dunia seharusnya mendukung penyelesaian situasi pelik di Indonesia dengan bergandengan bersama dari elemen2 agama lain dan ilmu lain untuk bekerjasama bagi terciptanya perdamaian dunia
Sekalipun Indonesia dilanda berbagai macam persoalan, Natal melalui Gerejanya memberi semangat bahwa kita bisa mengatasi dengan harapan di dalam keadilanNya, hikmatNya, Kasih dan kebersamaan yang selalu ditawarkan kepada dunia ..
Allah sedang menjumpai Indonesia di Natal ini, oleh karenanya kita memaknai segala masalah dengan optimis, terus mengupayakan perdamaian dan Kasih, mendorong segala pengetahuan untuk mencapai kesepakatan hidup bersama di Indonesia….Jangan lupa melalui ILMU dan Budaya (situasi kita) ALLAH mampu membisikkan Natalnya hadir di hatimu…


Herodes

Apakah benar Herodes mau menyembah DIA ? Mendengar berita ada raja orang Yahudi yang baru dilahirkan, maka terkejutlah ia (beserta seluruh Yerusalem, karena sadar akan tabiat rajanya jika marah krn ada calon berkuasa lainnya).  Seolah-olah Herodes mau mengenal, mau tahu sehingga mau memanggil dan menyelidiki ….mengumpulkan semua imam kepala dan ahli taurat bangsa yahudi (ayat 4).  Ayat 7,8 dengan diam-diam Herodes bertanya kembali kepada orang majus, bilamana bintang itu nampak, lalu memerintah pergi dan selidiki dengan seksama, sesudah menemukan diminta kembali …supaya akupun menyembah DIA ….malaikat bisikkan kebohongan Herodes atas keinginannya menyembah. Kenapa diam-diam ? karena dia malu bertanya, dan jangan jangan ada orang tahu dikira ia benar2 mau menyembah Mesias….
Herodes terkejut, takut, berbohong, berupaya keras tahu ….semua dilakukan bukan karena menyembahNya, tetapi sehubungan keterancaman akan KUASA yang dimiliki (raja atas wilayah yudea,idumea, dan Samaria). Catatan dalam sejarah Herodes agung bahkan membunuh istrinya sendiri, mertua dan 3 anaknya krn curiga merebut tahtanya (sampai ada ledekan lebih baik jadi babinya herodes daripada jadi anaknya, herodes tidak makan babi jadi aman, daripada jadi anaknya). Kekuasaan sangat mendarah daging dan nafsu dari Herodes agung. Ia menolak kebenaran yang hadir padahal ia mengetahuinya.

Makna bagi kita

Kekuasaan dan nafsu sangat membahayakan hidup seseorang, bahkan karena kuasa manusia rela meninggalkan spiritualnya, meninggalkan iman dan kepedulian terhadap sesama.
Kita sudah melihat di negri ini karena kuasa maka pejabat sangat rentan untuk korupsi dan melakukan kejahatan publik.  Kekuasaanlah yang menyebabkan sekelompok orang ingin menjadikan negri ini dibawah kendali dan keyakinannya (bukankah Radikalisme dan Terorisme adalah semangat berkuaasa dan merelakan untuk membunuh sesamanya). Berhati-hatilah terhadap segala sikap ketamakkan, kuasa, dll  bisa menghancurkan diri karena menolak keselamatanNya; menghancurkan sesama dan negri Indonesia

Imam Kepala dan Ahli Taurat


Ironis sekali jika kita membaca kembali akan ayat 5,6 para imam kepala dan ahli taurat orang Yahudi dapat dengan tepat menjawab pertanyaan Herodes, namun mereka sendiri TIDAK TAHU bahwa NUBUAT itu sedang terjadi !! Bahkan ada kehebohan kelahiran Mesias, mereka enggan tahu /acuh tak acuh; bahkan kita melihat dalam kisah Injil mereka MENOLAK SANG MESIAS !!

Makna bagi kita

Banyak pertayaan kita tentang makna dan arti beragama saat ini di Indonesia, karena demi “keyakinan” malah memusuhi sesama, membunuh sesama dan melahirkan kebencian dan permusuhan.
Jika kita melihat keagamaan dari imam kepala dan ahli taurat ( mereka bukan awam tetapi ahli kitab dan mempunyai kedudukan dalam keagamaan) maka kita bisa melihat cermin keagamaan yang tanpa makna.  Keagamaan dijadikan sebatas pengetahuan, ritual-ritual, dan budaya saja.  Agama yang sejenis begini TIDAK PERNAH menangkap akan kebenaran (natal) yang sesungguhnya.  Tidak berlebihan jika akhirnya pola keagamaan seperti ini juga DITOLAK oleh Sang Natal.
Gereja sebagai lambang kehadiranNya bagi dunia (Natal bagi Dunia) seharusnya mengevaluasi kehidupan spiritualitas yang dihasilkan, apakah melahirkan warga gereja yang mau menciptakan perdamaian, tanggap kepada kehadiran ALLAH di dalam dunia (bukan terbatasi tembok gereja saja) , Gereja dengan spiritualitas yang benar akan berdampak bagi perdamaian dan keadilan bagi DUNIA, karena ALLAH mengasihi DUNIA dan rela datang kedalam DUNIA untuk menyelamatkannya….mari membangun spiritualitas yang berdampak nyata..

Natal di Indonesia penuh tantangan, tetapi jika kami sebagai gerejamu mau belajar akan berbagai ilmu dan budaya untuk menghadirkan kasihMU, Menghindari kekuasaan dan nafsu yang menghancurkan sesama dan Mengevaluasi Spiritualitasnya sehingga berdampak bagi sekelilingnya, maka NATAL menjadi penuh makna bagi Indonesia kita …Merdeka, Damai sejahtera ALLAH turun atas kita sekalian…

Renungan Natal 2016

Pdt. Agustina Manik, M.Th





















Selasa, 18 Oktober 2016

Your Life Representative God’s image




Your Life Representative God’s image



Yehezkiel 24:16-17, 24





Apakah makna kejadian yang kita alami ?  Apa makna kehadiran orang-orang di sekeliling kita ? Apa Fokus hidup kita ? Mengapa hal-hal yang amat sulit harus kita alami?

Semua pertanyaan diatas dapat dijawab dengan satu kalimat: Supaya kita dapat menyatakan bahwa DIA adalah Allah yang berkuasa

Kadang kita lupa bahwa hidup kita bukan untuk diri sendiri, Allah mau menyatakan kehadiran diri dan hidup kita sebagai perlambangan tindakan Allah atas manusia /diri kita; mengembalikan fokus kita bukan kepada manusia tetapi kepada rencana dan kehendakNya

Hidup kita lambang kehadiran Allah

Tuhan dengan jelas menyatakan bahwa IA akan mengambil istri Yehezkiel yang sangat dicintai, tetapi Yehezkiel dilarang untuk meratap dengan ratapan kematian.  Kelihatanya tindakan Allah ini “jahat” tetapi inilah cara Allah memperlihatkan bangsa Israel yang kelak akan mati, bangsa yang dikasihiNya dengan amat sangat tetapi mereka akan mengalami hukuman dan kematian.

Memang semua kehidupan ini adalah milik Allah, IA mempunyai kewenangan dan tindakan untuk memberi dan mengambil, IA berhak mempunyai segala cara untuk melakukan apa yang benar sekalipun manusia tidak memahaminya. 
Kematian istri Yehezkiel bukan karena Yehezkiel bersalah, bahkan Yehezkiel orang yang setia akan panggilanNya.  Justru kita melihat bahwa hidup orang setia adalah lambang kehadiran Allah, dipakai sebagai “alat-NYA” untuk menyatakan kuasaNYA.  Semua kejadian yang kita alami, dipakai ALLAH utk menyatakan kehadiranNYA, bagi mereka yang setia ( sangat kontras dengan pikiran manusia bahwa kejadian pahit lambang hukuman Allah)

Jangan fokus kepada manusia , fokus kepada Allah yang memberi kebahagiaan pada manusia

Istri Yehezkiel diambil dan dipakai untuk menyatakan kematian yang akan dialami Israel. 
Kita menyadari bahwa suami, istri, anak dan orangtua yang kita kasihi BUKAN milik kita, oleh sebab itu kita TIDAK boleh fokus kepada kehadiran orang-orang yang kita kasihi, karena jika mereka tidak ada lagi pada kita kita akan menjadi KECEWA, PUTUS ASA, HILANG ASA, dll
Tetapi ingatkan mereka hanya SEKEDAR pemberian Allah dalam anugerahNYA sesaat dalam hidup ini, supaya mereka BUKAN fokus hidup kita, fokus hidup kita harus tetap terarah kepada ALLAH pemberi anugerah.
Fokus kepada manusia dan tidak melupakan ALLAH, BERBEDA dengan fokus kepada ALLAH dan tidak melupakan manusia lain yang kita kasihi. Renungkanlah!! Jangan terbalik, supaya hidupmu diarahkan kepada kehendakNYA, hidup kita adalah lambang kehadiranNYA


Kejadian tersulit bukan karena kita bersalah, tetapi karena Allah memakai kita menjadi alatNya untuk berbicara kepada manusia lainnya

Kita seringkali mengevaluasi kejadian buruk hanya pada kejadian buruk itu saja, tetapi pernahkah kita menyadari kita hanya sebagai pigura untuk menyatakan kehendakNYA atas orang-orang disekeliling kita??  pigura ? wah masa kita dapat peran pigura ? peran pigura bagi Allah bukan orang yang sembarangan, tetapi orang yang sungguh sudah dapat menjadi wakilNYA bagi manusia lain.  Jadi peran pigura bagi Allah dan peran pigura di dunia film /kehidupan sangat berbeda ….bagi Allah kita dianggap layak menjadi representative kehadiranNYA…..pasti kita ada dalam kesukacitaan karena kepuasan anak-anakNYa adalah ALLAH itu sendiri …


Akulah TUHAN menjadi Patron hasil dalam setiap langkah hidup

Jika kita membaca akan kitab Yehezkiel dan kitab-kitab lainnya seringkali hasil akhirnya adalah supaya mereka tahu bahwa Akulan, TUHAN.
Inilah yang harus kita hati-hati dalam menjalankan hidup bagi orang yang mengasihiNYA maka semua kehidupan akan diarahkan supaya hasil akhirnya adalah menyatakan kehadiran Allah /representative kehadiran ALLAH.


Selamat Memaknai hidup J DIA akan menyatakan kepada dunia melalui hidup dan kejadian yang kita alami…..

Selasa, 04 Oktober 2016

Short Term Mission Trip ALOR, NUSA TENGGARA TIMUR- INDONESIA


ALOR, NUSA TENGGARA TIMUR 






         
                                    Gereja yang kena gempa namun tetap berdiri 

 Mengapa Gereja Perlu Mengadakan Short term Mission Trip (StMT) ? 

StMT adalah bagian dari program Gereja yang dapat dilakukan dalam rangka belajar (pelayanan, budaya, kehadiran misi dan injil) /study banding, pengenalan akan daerah lain, saling membantu dan berbagi tanpa diikat dominasi ttt, dan masih banyak lainnya sebagai tujuan dan sasaran StMT.
StMT dapat menjadi link yang berkesinambungan antara lembaga gereja interdenominasi, atau dalam mengerjakan proyek-proyek pelayanan pemberdayaan masyarakat, pemupukan iman atau memperlengkapi pemimpin atau regenerasi.

Gereja perlu mengadalah StMT karena kehadiran Gereja adalah untuk menjadi terang dan mewartakan kerajaanNya yang membawa damai, kesejahteraan bagi seluruh umat manusia, bukan hanya dibatasi pada lokal gereja /denominasinya saja.  Gereja dalam menjalankan misinya dapat bekerjasama dengan berbagai elemen masyarakat, pemerintahan daerah atau lembaga-lembaga lainnya untuk pembangunan manusia seutuhnya. Gereja yang hidup akan memiliki program-program misi karena Gereja hadir untuk mewartakan kasihNya bagi Dunia sekelilingnya.

Bagaimana Memulai untuk mengadakan StMT ? 

Kesempatan  : Gereja yang memiliki beban untuk bisa berbagi dengan sesama dan menjadi berkat bagi bangsanya, pasti ada jalan untuk memulai pelayanan misinya. Kesempatan selalu diberikan, perlu kepekaan-kepekaan akan "suara" Allah dalam melihat pelayanan-pelayanan dan pekerjaan misi yang sangat luas.  Mau kemana ? Kenapa kesana ? Apa yang bisa dilakukan ? Adakah yang sudah melakukan pelayanan misi disana ? dll... adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus terus menerus digumulkan Gereja dalam menjalankan misinya, hal ini penting supaya pelayanan misi dapat dilakukan seefektif mungkin dan dipersiapkan dengan baik.

Pergumulan Bersama :Doa  

Banyak orang/jemaat mengira pelayanan-pelayanan misi /StMT adalah proyek jalan-jalan, :) tentunya kalau menggumuli arti dan makna Gereja yang sesungguhnya maka tidak lagi mempunyai pikiran-pikiran kearah sana, namun tidak mengapa karena kritik dan saran selalu dibutuhkan dalam pelayanan-pelayanan apapun. StMT dimulai dari kesempatan dan Doa yang sungguh untuk berbagi kehidupan (sekalipun yang mau berbagi akhirnya mendapat berkat dari belajar kehidupan iman , budaya, gereja dari sesamanya).  Banyak daerah-daerah memerlukan akan bantuan untuk bisa terus bertumbuh dalam iman dan kehidupan secara menyeluruh. Pergumulan-pergumulan untuk pelayanan StMT harus terus menerus didoakan supaya ada kebersamaan dalam melakukan pelayanan-pelayanan dengan kesehatian dan ketulusan

Kesepakatan

Setelah kesempatan, menggumulkan dalam doa maka muncullah kesepakatan untuk daerah yang akan menjadi fokus StMT. Tidak mudah mencapai kesepakatan, tetapi jika sudah dimulai dari kerinduan berbagi dengan tulus, bergumul dan berdoa maka pasti ada kesepakatan untuk melakukan karya-karya layanan yang indah, apalagi "mewakili" Gereja yang mau berbagi, maka sebagai kepanjangtanganan kasih yang akan disampaikan kepada sesama.  Jika sudah mencapai kesepakatan maka pelayanan apapun akan "mudah" dilakukan karena ada hati, kerjasama dalam melakukan pelayanan-pelayanan misi. Dalam kesepakatan ini maka ditentukan kepastian tim yang akan berangkat beserta tugas-tugas yang akan dilaksanakan, semua tim mempunyai tugas pelayanan yang akan dilakukan, bahkan dapat rangkap dengan tuga operasional tim (tiket, konsumsi, perlengkapan, dll)


Merencanakan Aktivitas Pelayanan /Belajar sesuatu

Sebenarnya merencanakan aktivitas pelayanan sudah dimulai dalam pembicaraan-pembicaraan awal secara umum, misalnya dalam pengenalan akan suatu daerah maka perlu banyak informasi yang harus diketahui, perlu kerjasama dengan orang yang ada di daerah tersebut secara intent, supaya beban dan ide pelayanan dapat muncul seiring dengan pergumulan dan doa yang terus dilakukan, tentunya sangat memperhatikan kebutuhan-kebutuhan akan setempat

Mengecek semua Kerjasama

Kerjasama yang dilakukan interdenominasi perlu diperhatikan baik-baik, karena sistem gereja atau budaya kepemimpinan gereja berbeda-beda. Setelah meyakinkan bahwa kerjasama dapat berjalan dengan baik melalui surat/komunikasi, maka tim StMT dapat berangkat ke tempat yang dituju.


Tim StMT GKI Sulung Surabaya 15-19 September 2016

GKI Sulung sejak 2008 memiliki Bidang Misi (sebelumnya Komisi Pekabaran Injil), sesuai namanya maka Bidang ini dibentuk dalam memenuhi pelayanan-pelayanan Gereja kepada Dunia sekelilingnya.  Tentunya tidak hanya fokus Pemberitaan Injil semata-mata tapi lebih bersifat menyeluruh (holistik) yang menjadi kesaksian Gereja dalam menghadirkan Kerajaan Allah di muka bumi, yakni menyatakan keadilan, kebenaran dan kesejahteraan bagi banyak orang ( Lukas 4:18-19)

StMT GKI Sulung disepakati untuk memperhatikan daerah Alor, Nusa Tenggara Timur.  Ini sebuah kesempatan bagi GKI Sulung untuk berbagi, karena memang sudah beberapa tahun sebelumnya bidang misi memperhatikan Indonesia bagian Timur ( Papua, Soe /Amanuban, dll) karena banyak keprihatian yang dilihat baik secara iman, perekonomian, kesehatan dll.  Kita tahu bangsa Indonesia dianugerahi akan begitu banyak kekayaan alam, tetapi apakah itu sudah dikelola dengan baik sehingga menjadi kesejahteraan masyarakat ?
Nah kalau akhirnya StMT Sulung bisa pergi Ke Alor adalah disebabkan juga adanya anggota jemaat yang sudah berkiprah melayani di Alor dalam bidang sosial masyarakat, kami justru hadir untuk berbagi tetapi sekaligus belajar akan tantangan yang dialami jemaat Gereja disana.

Tim StMT pertama kali ini terdiri dari :

1) Bp. ALex Octavia S.Kom (pembekalan ekonomi )- Koord
2) Bp. Yudi Kristian, SE ( Pemusik )
3) Ibu. Devi S, Spd ( Training Guru SM)
4) Drh. Melany ( Pemeliharaan hewan /babi)
5) Ibu Kwie Fa ( Keterampilan )
6) Ibu Hanifah (keterampilan)
7) Pdt. Agustina Manik ( Training guru SM, Pertemuan Perempuan, Ibadah Minggu)
8) Bp. Denny Lalitan ( Penghubung dan Pengarah pelayanan Tim )

Apakah yang bisa kami bagikan untuk jemaat gereja di Alor ?

Berdasarkan percakapan dengan pak Denny lalitan yang menghubungkan tim dengan gereja setempat /GMIT maka ada beberapa hal yang direncakan dalam pelayanan-pelayanan yang dilakukan, yakni :


1. Training Guru Sekolah Minggu
2. Pertemuan kaum Perempuan
3. Pertemuan kaum Bapak
4. Musik
5. Pemberdayaan ekonomi
6. Kesehatan peternakan /hewan
7. Penyegaran Iman
8. Putar film dan pertemuan dengan anak-anak di sekolah
9.dll

Untuk pemberdayaan ekonomi karena kami mendengar akan hasil bumi di Alor adalah asam, kenari, kemiri, mente maka kami mencoba mencari tahu apa yang bisa kami lakukan untuk bisa menambah wawasan dan ekonomi masyarakat, rupaya kami hanya punya kesempatan untuk mengelola asam menjadi minuman dan penyumbangkan alat pengupas biji mente sehingga lebih efektif . Hal yang lain lagi adalah karena banyak masyarakat beternak babi, maka diadakah seminar untuk pemeliharaan babi yang baik sehingga memiiki hasil .
Beberpa dokumentasi yang terekam :






 Wajah Tim yang CERIA karena doyan Wefie :)
Hari Pertama : 
Surabaya -Kupang-Alor


Bandara Alor dekat pantai Maimol,
ke Hotel Pulo Alor - ke pantai Sabanjar untuk menikmati sore hari dengan alam yang indah
Balik ke Hotel dan makan malam bersama di rumah ibu Lien Siang & Bp. Tjen Yen
Balik ke Hotel Pulo Alor 


Pantai Sabanjar - Alor 





Loncat -loncat tidak takut copot hahahah, pantai kayak milik sendiri.....enaknya bermain di pantai :)



Baru datang sudah minum kelapa segar di Pantai Moimal

Hari Kedua : Desa Mahuting 

Persekutuan Doa pagi jam 06.00 dan menyusun rencana pelayanan di desa Mahuting 
Persiapan berangkat ke Mahuting, sampai sekitar jam 10.00 
Pelayanan Anak  - Devi 
Pelayanan murid SD - ALex dan Agustina 
Pelayanan untuk ibu-ibu 
Makan Siang di rumah pastori 
Pertemuan kaum Papa
Pertemuan kaum Ibu 
KKR yang sudah disiapkan , Pemutaran Film dan renungan (film tidak dapat diselesaikan karena alasan teknis )  + pelayanan doa 
catatan : udara sangat dingin























Hari ketiga  dan Keempat : Desa Hermon Pumai 

Berangkat dari Mahuting ke Hermon Pumai jam 08.00 pagi sampai sekitar pukul 10.00
Pelayanan yang dilakukan :

Training Guru Sekolah Minggu
Pemeliharaan hewan /cara berternak babi
Putar film untuk anak-anak
Putar Film untuk Pembinaan iman ( situasi tidak tepat ;) )
Pembuatan keterampilan Gado-gado dan Minuman Asam
Pembedayaan ekonomi : alat pengupas kenari
Pertemuan Pemusik Gereja (training)

Ibadaha Anak
Ibadah Umum
Pertemuan kaum Bapak- perekonomian keluarga
Pertemuan kaum Ibu - kemajuan dan penderitaan perempuan di indonesia













Kalau diperhatikan ada lubang diatas tempat kami duduk adalah untuk 
menyimpang makanan persediaan 


Nah ada kayu yang melingkar dibuat untuk menghindari tikus
 tidak bisa naik ke persediaan makanan




                       






Sedang membuat Minuman Asam +Gula Alor

 
Kaum Perempuan di Gereja Hermon Pumai 








 Anak-anak Alor  yang unyu unyu :)

 





Jemaat GMIT di Hermon Pumai


 Tim Mempersembahkan Pujian dengan bergaya ....hahha
Bersama para majelis dan Ibu Pendeta 

Nah kami Tim dikasih kenang2an tas anyaman , 
kenari dan kacang hijau didalamnya 




                  Alat Pemotongan biji Mente dan LCD diberikan kepada GMIT Hermon Pumai











Hari Kelima :  Kembali ke Surabaya 








SEKILAS yang Menarik dari 
ALOR, NUSA TENGGARA TIMUR 


Wisata Alam dan Laut yang indah dan mengagumkan 

Taman laut Selat Pantar Alor, salah satu taman laut terindah di Indonesia. Letaknya tepat di wilayah Kabupaten Alor, keunikkannya adalah perpaduan perairan Australia yang dingin dan perairan indonesia yang hangat, hal inilah yang menyebabkan terumbu karang dan isinya seperti biota laut.  Tempat kebanggaan alor ini juga menjadi surga diving, ada 26 titik diving diantaranya adalah half moon bay, peter's prize, crocodile rook, shark close.

Sehubungan alam yang indah maka bisa melakukan berbagai kegiatan olahraga snorkling, diving, jogging, bersepeda, dll


















Hasil Bumi  
Pulau Alor terkenal juga disebut Negeri Nusa Kenari karena dipulau ini banyak ditumbuhi pohon kenari sehingga buah kenari menjadi komoditas unggulan pulau ini. Tentu hasil bumi yang lain juga banyak...

Jagung Titi - KATEMA ...makan jagung yang sudah ditumbuk dan sayur....makanan khas Alor :)






 Pasar Tradional





Kain Tenun Alor 




Budaya : Suku Takpala















(sumber informasi https://www.mobgenic.com/2012/10/10/desa-tradisional-takpala-contoh-kesetiaan-terhadap-alam-dan-tradisi/ )


Desa Takpala adalah sebuah kampung tradisional yang terletak di atas sebuah bukit namun sekaligus tidak begitu jauh dari pesisir pantai. Desa Takpala berada di Desa Lembur Barat, Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor. Sebagai kampung tradisional, Takpala memiliki belasan rumah adat berbentuk limas beratap ilalang yang tertata cukup baik.

Takpala berasal dari dua kata yaitu, Tak yang berarti ada batasnya, sedangkan Pala artinya Kayu. Jadi Takpala berarti Kayu pembatas. Selain itu Takpala juga mempunyai arti kayu Pemukul. Takpala sendiri berasal dari Suku Abui merupakan suku terbesar di Alor, yang biasa disebut juga Tak Abui, dan yang mempunyai arti Gunung Besar.

Desa Takpala mencuat dalam daftar kunjungan wisatawan asal Eropa setelah seorang turis warga Belanda bernama Ferry memamerkan foto-foto warga kampung ini tahun 1973. Ia mengambil foto warga Kampung Takpala untuk kalender dan mempromosikan bahwa di Pulau Alor ada kampung primitif. Sejak saat itu Desa Takpala dikenal orang-orang Eropa dan turis pun berdatangan ke kampung ini.
Kampung Takpala awalnya mendiami pedalaman Gunung Alor tetapi kemudian dipindahkan ke bagian bawah. Alasan pemindahan ini dahulu terkait kewajiban membayar pajak kepada Raja Alor (balsem). Utusan Raja Alor yang hendak memungut pajak kesulitan menjangkau kampung tersebut sehingga akhirnya dipindahkan ke bagian bawah. Adalah Bapak (alm) Piter kafilkae yang menghibahkan tanahnya untuk dijadikan lokasi Kampung Takpala seperti sekarang ini sejak tahun 1940 an.



Suku Abui sendiri yang menghuni kampung ini adalah suku terbesar yang mendiami Pulau Alor. Terkadang mereka biasa disebut juga Tak Abui (artinya gunung besar). Meski warga penduduk yang mendiami kampung ini hanya puluhan tetapi sebenarnya keturunan penduduk kampung ini telah tersebar dan telah mencapai ribuan orang. Masyarakat suku Abui dikenal begitu bersahaja dan sangat ramah terhadap pendatang.

Keseharian suku Abui di Desa Takpala ini adalah memanfaatkan hasil alam terutama hutan dengan berladang atau berburu. Pada saat siang hari otomatis kampung ini terlihat sepi karena sebagian dari mereka akan pergi mencari makanan ke hutan sekaligus berburu. Hasilnya selain dikonsumsi sehari-hari juga dijual di pasar. Makanan aslinya suku Abui umumnya adalah singkong dan jagung. Terkadang mereka mengkonsumsi nasi, akan tetapi dipadukan dengan singkong dan jagung (disebut katemak).

Rumah adat Takpala merupaka andalan pariwisata dari kampung Takpala. Rumah adat ini berupa rumah panggung dan berbentuk seperti piramida. Rumah adat di Takpala ada 2 macam, yaitu Kolwat yang mempunyai arti Perempuan dan Kanuarwat yang mempunyai arti laki-laki. Masih menurut Pak Martinus, masyarakat Takpala mengklaim bahwa merekalah yang pertama kali membuat rumah bertingkat 4 didunia dimana masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Lantai 1 adalah tempat rapat, lantai 2 tempat tidur dan masak, lantai 3 tempat menyimpan makanan dan lantai 4 untuk menyimpan barang-barang pusaka yang akan dipakai jika ada kegiataan adat.

Selain itu Kampung Takpala memiliki banyak sekali tradisi, diantaranya adalah masuk kebun atau Potong kebun, Potong kebun dilakukan pada bulan Oktober, dimana kayu-kayu besar diturunkan dan terus dibakar sampai dengan bulan November. Pada bulan Desember mulai tanam. Pada Desember akhir sampai Januari acara cabut rumput yang pertama, sedangkan cabut rumput yang kedua bulan maret-April dimana jagung mulai menguning, dan di bulan Mei sudah patah jagung. Pada tanggal 20 Juni Dimana saat itu ada acara masuk kebun dimulai dan dimulai dengan potong hewan. Dengan segala keunikan dan tradisinya, Desa Takpala sangat menarik untuk dikunjungi.



MOKO


Moko atau disebut nekara perunggu merupakan benda budaya zaman pra-sejarah.  Menurut para ahli arkeologi dan sejarah, teknologi pembuatan Moko Alor berasal dari teknologi perunggu di Dongson, Vietnam bagian utara.  Kemudian teknologi ini menyebar ke berbagai daerah di Asia Tenggara, termasuk pulau alor. Secara fisik, moko berbentuk seperti drum dengan diameter 40 cm -60 cm dan tinggi 80-100 cm dan memiliki bentuk yang beragam.


Fungsi Moko pada awalnya adalah alat musik tradional yang digunakan pada upacara adat dan acara kesenian lainnya. Fungsi yang lain adalah alat tukar ekonomi masyarakat Alor (barter juga dapat dilakukan). Seiring waktu yang berganti moko digunakan sebagai peralatan belis /mas kawin serta sebagai symbol status sosial.  Jika pihak pria tidak mempunyai moko pada saat akan menikah maka harus meminjam pada tetua adat, tidak gratis tetapi menggunakan uang yang cukup besar.  Yang memiliki moko lebih dari satu maka menunjukkan status sosial yang tinggi, umumnya mempunyai pengaruh dalam masyarakat.


Jika kita mau melihat moko maka terdapat di Museum seribu Moko atau di perkampungan adat traditional di Takpala atau Monbang.


(alorkab.go.id/webalor 2012/index.php/seputar-alor/95-moko)










Fenomena Alam :  Air menjadi dingin seperti air es dalam waktu kurang lebih 2 jam di Alor Kecil



Fenomena ini hanya terjadi di alor kecil, air menjadi sedingin es bisa terjadi setahun 3 kali . Tanda-tandanya yakni ada banyak ikan lumba-lumba (berkelompok) muncul dan bahkan kadangkala kita melihat lumba-lumba salto diudara, ikan-ikan menjadi tidak berdaya  sehingga menjadi mangsa burung laut, lamanya berlangsung adalah kurang lebih 2 jam. Umumnya penduduk menyambutnya dengan berkumpul disekitar pantai dengan membawa alat-alat seperti saringan, serokan dan ember untuk mengambil ikan-ikan yang sudah tidak berdaya /mati, adakalanya dijadikan pesta makan ikan bersama.






Hot Water Tuti Adage

Tinggi pancuran air panas sekitar 20 cm, setelah terjadi gempa berkurang beberapa cm, namun kehangatannya sangat terasa.  Letaknya adalah di desa Tuti adagae, Alor Timur Laut.




Lanjutan .....17 September 2017

Satu Tahun setelah perjalanan kami ke Alor, maka diadakan Ibadah untuk mengenal Injil masuk alor (sebagai contoh pekerjaanNya di Indonesia Tumur, NTT) .  Tuhan juga memperkenalkan saya pribadi dengan penulis kisah-kisah Injil yang dokumen aslinya di Belanda, diterjemahkan oleh Pdt. DR. Ebenhaezer I Nuban Timo ( Ketua sinode GMIT 2007-2011 dan sekarang dosen sistematika UKSW), bersyukur sekali dia bisa hadir di GKI Sulung .
Ibadah juga dilengkapi dengan kesaksian jemaat Sulung asli Alor , Bp. Denny Lalitan ; GMIT Hosanan di Surabaya - VG Kados dan juga anak anak SM GKI Sulung yang menyanyikan pujian Tuhan cinta semua anak di dunia ...
Tuhan biarlah GKI Sulung adalah alat kerajaanMu dalam merawat iman, bekerjasama bahu membahu dan tidak melupakan "saudara-saudaranya" di Indonesia Timur- tentunya dengan tetap ramah dan bergandengan tangan dengan umat lainnya sebagai saudara sebangsa setanah air- INDONESIA

Note : koord acara ini adalah Benyamin Obed yang sejak 2008 mengikuti pelayanan di Bidang Misi Budaya , GB















Dengan Kasih dan Doa semua akan berjalan sesuai rencanaNya .....Berlanjutkah ? Doakan Jemaat Sulung semakin dewasa dalam bermisi dan mengasihi sesama ...Amin

Gereja, Prapaskah dan Covid-19 ( jatim darurat bencana covid 19, 20 maret 2020) Masa Prapaskah 2020 diiringi dengan situasi ...