Rabu Abu dan Kamis Putih....
Sejarah hari gerejawi Rabu Abu dan Kamis Putih
Rabu Abu
Nama “Rabu Abu”
berasal dari ritual Gereja yang sudah ada sejak kurang lebih abad kesepuluh
Masehi (tradisi barat baik Protestanisme dan katolik Roma), yaitu pengolesan
abu berbentuk salib pada kepala atau kening/dahi umat sebagai tanda kerendahan
hati di hadapan Allah. Ritual itu sekaligus juga menyimbolkan perkabungan dan
dukacita karena hadirnya maut ke dalam dunia sebagai upah dosa. Hari pertama sebagai pembuka masa pra paskah
adalahg dengan ibadah Rabu Abu. Abu dipakai sebagai kiasan yang berarti tak
berharga (Yes. 44:20) dan memuakkan (Ayub 30:19), kesengsaraan (Mzm 102:9; Yer.
6:26) dan malu ( 2 Sam 13:19), kerendahan diri di hadapan Allah (Kej. 18:27;
Ayb 42:6) dan perasaan sedih karena berdosa (Dan. 9:3; Mat 11:21). Setelah Rabu
abu, baru diikuti masa quadragesima /latin yang artinya “empatpuluh” yakni pra-paskah.
Bapa Pius
Parsch, dalam bukunya “The Church’s Year of Grace” menyatakan bahwa “Rabu Abu
Pertama” terjadi di Taman Eden setelah Adam dan Hawa berbuat dosa. Tuhan
mengingatkan mereka bahwa mereka berasal dari debu tanah dan akan kembali
menjadi debu. Biasanya pemberian tanda tersebut disertai dengan ucapan, “Ingatlah,
kita ini abu dan akan kembali menjadi abu” (Kej. 3:19) atau “Bertobatlah dan
percayalah kepada Injil”. Sejak lama,
bahkan berabad-abad sebelum Kristus, abu telah menjadi tanda tobat. Misalnya,
dalam Kitab Yunus dan Kitab Ester. Ketika Raja Niniwe mendengar nubuat Yunus
bahwa Niniwe akan ditunggangbalikkan, maka turunlah ia dari singgasananya,
ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di
abu. (Yunus 3:6). Dan ketika Ester menerima kabar dari Mordekhai, anak dari
saudara ayahnya, bahwa ia harus menghadap raja untuk menyelamatkan bangsanya,
Ester menaburi kepalanya dengan abu (Ester 4C:13). Di dalam Mazmur 102:10,
penyesalan juga digambarkan dengan “memakan abu”: “Sebab aku makan abu seperti
roti, dan mencampur minumanku dengan tangisan.”
Pada hari ini
umat yang datang ke Gereja dahinya diberi tanda salib dari abu sebagai simbol
upacara ini. Simbol ini mengingatkan umat akan ritual Israel kuna di mana
seseorang menabur abu di atas kepalanya atau di seluruh tubuhnya sebagai tanda
kesedihan, penyesalan dan pertobatan (misalnya seperti dalam Kitab Ester 4:1,
3). Seringkali pada hari ini bacaan di
Gereja diambil dari Alkitab, kitab II Samuel 11-12, perihal raja Daud yang
berzinah dan bertobat.
Kamis Putih
Minggu
Pra-paskah seringkali dinamakan juga minggu sengsara, padahal seharusnya minggu
sengsara baru dimasuki setelah minggu palma ( Tuhan Yesus memasuki
Yerusalem). Pada Minggu sengsara ini ada
tiga masa yang menjadi fokus peringatan, yakni
kamis putih, jumat agung, sabtu suci dan malam paskah (katolik).
Untuk Kamis
putih Kamis Putih adalah mengingat
Peringatan Perjamuan Terakhir Kristus bersama murid-muridNya , beberapa Gereja
juga melaksanakan upacara pembasuhan kaki.
Upacara pembasuhan kaki adalah mengambil makna dari kebiasaan orang
yahudi, dimana bagian yang kotor dari tubuh manusia harus dibersihkan lebih
dahulu ; untuk orang yunani hal ini menunjukkan suatu kehinaan karena dilakukan
oleh budak kepada tuannya (bawahan kepada atasannya). Ketika Tuhan Yesus melakukan untuk
murid-muridnya menjadi suatu pelajaran yang berharga, yakni ALLAH yang mau
datang melayani umatNYA
.
Makna Teologis Rabu Abu dan Kamis Putih
1) Pertobatan
dan kelahiran baru adalah moment yang penting dalam sejarah keselamatan umat.
2) Pertobatan
dan Kelahiran baru sangat berhubungan dengan seseorang memasuki masa prapaskah
dan paskah. Semua rangkaian sejarah iman ini dapat menjadi rangkaian menjadi pengajaran jemaat untuk proses
pertumbuhan rohani yang perlu diajarkan :
pengakuan dosa /pertobatan; perjalanan rohani untuk mencapai kemenangan dengan
belajar dari pengorbanan KRISTUS sampai kepada kemenangan yang sesungguhnya
karena kebangkitan KRISTUS.
3) ALLAH
datang dengan cara yang “hina” untuk menebus dosa manusia. DIA merendahkan diriNYA dan rela menjadi
hamba untuk keselamatan umat manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar